Senin, 31 Mei 2010

case-5 NALISIS PENGARUH BRAND KNOWLEDGE, BRAND RELATIONSHIP TERHADAP PENGGUNAAN LAYANAN 3G

Abstrak

Merek sebagai asset perusahaan yang tak terlihat akan melekat kuat dalam memori pelanggan. Merek memiliki daya tahan terhadap berbagai perubahan, misalnya perubahan harga. Merek juga mendorong pelanggan untuk menggunakan layanan baru yang diluncurkan perusahaan. Dengan memelihara merek, perusahaan akan memperoleh profit secara jangka panjang. Sedangkan bagi pelanggan, merek akan memudahkan mereka dalam menyederhanakan proses pembelian.
Perusahaan telekomunikasi seluler di Indonesia telah meluncurkan layanan baru berupa layanan 3G di tahun 2006. Seiring pesatnya perkembangan bisnis teknologi, teknologi 3G juga dipakai oleh pesaing. Melihat hal ini, pengelolaan merek menjadi upaya jitu bagi perusahaan untuk memenangkan persaingan.
Peluang bisnis 3G masih sangat besar untuk dikembangkan. Namun, melihat masih minimnya penggunaan layanan 3G, maka perusahaan telekomunikasi seluler perlu mengetahui nilai brand dan pengaruhnya terhadap perilaku penggunaan layanan 3G khususnya bagi mahasiswa di kota Bandung. Model yang digunakan dalam melihat pengaruh brand terhadap perilaku penggunaan layanan 3G adalah Model Brand Knowledge Keller.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan convenience sampling. Data pada penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner terhadap mahasiswa IT Telkom, Universitas Kristen Maranatha, dan Universitas Katholik Parahyangan.
Hasil penelitian menemukan bahwa variabel Brand awareness dan Brand Image mempengaruhi Brand Satisfaction, dan variabel Brand Attachment mempengaruhi Future Purchase. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara Brand knowledge dengan Brand relationship, dan ada hubungan antara Brand relationship dengan Behavioral outcomes.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi perhatian bagi perusahaan telekomunikasi seluler di Indonesia dalam membuat kebijakan yang akan dapat meningkatkan nilai brand dan mendorong pelanggan untuk mau menggunakan kembali layanannya di masa datang

Knowledge and Business Strategy in Increasing Competitive Advantage Study of PT. Federal International Finance (case4)

YUDI PERMANA, 2003. Kajian Strategi Pengetahuan dan Bisnis dalam Upaya Meningkatkan Daya Saing PT. Federal International Finance Cabang Bogor.
Di bawah bimbingan NAZIR HARJANTO dan ARIEF DARYANTO.

Pada saat ini, proses transformasi sedang berlangsung dengan pasti dari tatanan Ekonomi Lama ke tatanan Ekonomi Baru. Transformasi tersebut berupa penekanan pada kegiatan memproses sumber daya produksi yang berbasis fisik yaitu lahan, tenaga kerja dan modal kepada penekanan kegiatan memproses sumber daya yang berbasis pengetahuan.

Dalam kondisi pasar yang semakin hiperkompetitif, persaingan pasar berlangsung dengan memanfaatkan pengetahuan sebagai basis operasi (Daveni 1999). Oleh karena itu, kelangsungan keunggulan kompetitif (competitive advantage) suatu perusahaan akan sangat bergantung kepada kapasitas inovatif yang dimiliki perusahaan tersebut.

Lalu, kenapa pengetahuan menjadi penting dan apa peranan dalam perusahaan?. Dulu, perusahaan sudah merasa memiliki keunggulan kompetitif dengan mengandalkan lokasi bisnis yang strategis, memiliki sejumlah tenaga kerja dan kemudahan mendapatkan modal. Hal itu terjadi karena jumlah pesaing yang masih dapat dihitung dengan jari, tidak adanya pilihan bagi pelanggan dalam memilih produk/jasa dan kondisi bisnis yang relatif stabil. Akan tetapi, ketika kondisi tersebut berubah sebaliknya, maka perusahaan sudah harus berpikir bagaimana produk maupun jasa yang ditawarkan dapat diterima oleh pelanggan yang semakin pintar sehingga perusahaan tersebut dapat meraih pangsa pasar yang sudah semakin mengecil besarnya. Hal tersebut dapat dijawab apabila perusahaan mengemas produk dan jasa secara inovatif. Inovasi dalam produk dan jasa dapat dilakukan apabila perusahaan tersebut memiliki pengetahuan yang cukup. Pengetahuan tersebut dapat berupa pengetahuan tentang apa yang dibutuhkan pelanggan, jaringan pemasaran, jaringan pemasok, hal-hal yang akan dilakukan oleh para pesaingnya, dan identifikasi peluang-peluang yang ada. Apabila pengetahuan yang dimiliki dapat dikelola dengan baik dan efektif maka keunggulan kompetitif perusahaan dapat dicapai dengan mudah. Jadi, peranan pengetahuan pada perusahaan sangat penting dan dapat dijadikan faktor andalan utama dalam meraih keunggulan kompetitif.

Manfaat-manfaat yang diperoleh perusahaan dalam mengelola pengetahuan. antara lain: (1) waktu pembuatan produk lebih pendek, (2) menentukan keputusan lebih cepat, (3) memperbaiki hubungan dengan pelanggan, dan (4) menciptakan peluang lebih besar dalam berinovasi (Gartner 2000). Sedangkan The Knowledge Company (2001) menggarisbawahi manfaat pengetahuan bagi perusahaan menjadi empat macam yaitu perusahaan lebih responsif, inovatif, kompetitif, dan efisiensi.


Fokus tesis ini adalah mengkaji strategi knowledge (pengetahuan) yang dapat mendukung strategi bisnis. Kajian strategi knowledge (pengetahuan) dilakukan untuk membandingkan kondisi saat ini dengan apa yang diinginkan di masa mendatang dengan melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan baik internal maupun eksternal. Penentuan strategi knowledge (pengetahuan) harus sejalan dengan strategi bisnis dan dilakukan sebagai langkah awal apabila perusahaan berkeinginan untuk mengimplementasikan pengelolaan pengetahuan sehingga pengelolaan pengetahuan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.


Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan baik yang berhubungan dengan pengetahuan maupun bisnis dan (2) Merumuskan beberapa alternatif strategi pengetahuan dan bisnis yang dapat diterapkan di PT. FIF dalam upaya meningkatkan daya saing perusahaan.


Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Langkah awal yang dilaksanakan adalah mempelajari visi dan misi perusahaan, kemudian mengkaji faktor-faktor internal-eksternal perusahaan baik dari sisi bisnis maupun knowledge (pengetahuan) dengan menggunakan sistem skoring. Skoring setiap faktor-faktor internal-eksternal perusahaan di dapat dari kuesioner yang disebarkan kepada pimpinan/staff PT. FIF yang dipilih (purposive).


Berdasarkan hasil analisa profil presaingan, terlihat bahwa perusahaan yang dianalisa yaitu PT FIF posisinya terletak paling tinggi dengan total skor sebesar 3.6786. Lalu diikuti oleh Adira, WOM, dan Para dengan total skor masing-masing 2.7991, 2.4442, dan 1.9353. Posisi tersebut diperoleh karena PT. FIF memiliki keunggulan di beberapa faktor seperti hubungan dengan dealer, proses layanan, dukungan teknologi informasi, pangsa pasar, dan modal kerja.


Berdasarkan hasil analisa matriks EFAS dan IFAS serta pemetaan pada matriks SWOT bisnis, diketahui bahwa posisi perusahaan terletak pada sel I yaitu ekspansi . Pada posisi ini, strategi bisnis umum adalah strategi strength-opportunities, memaksimalkan potensi kekuatan dalam meraih peluang yang ada.


Sedangkan dari sisi pengetahuan, hasil analisa peta knowledge (pengetahuan), menunjukkan bahwa PT. FIF memiliki kemampuan atau kompetensi lebih baik dibandingkan para pesaingnya yaitu dengan skor 3.9288. Lalu diikuti oleh Adira, WOM, dan paramulti dengan masing-masing skor adalah 2.7656, 2.9635, dan 1.6545. Jika direpresentasikan dalam peta knowledge (pengetahuan) maka posisi PT. FIF berada di atas rata-rata kemampuan ketiga pesaingnya yaitu 2.4612. Hal ini mengindikasikan bahwa posisi PT. FIF berada pada posisi Leader dalam memanfaatkan pengetahuan pada semua aktifitasnya.


Dilihat dari pemetaan SWOT Bisnis posisi PT. FIF berada pada strategi ekspansi. Dalam mendukung strategi ekspansi, berikut dijelaskan beberapa alternatif strategi bisnis yang dapat diterapkan: (1) Penetrasi Pasar; (2) Mempererat dan Memperluas Jaringan dengan Para Dealer; (3) Konsentrasi pada Penciptaan Nilai Tambah; (4) Membangun Kredibilitas Perusahaan; (5) Standarisasi Prosedur Kerja dan Tingkat Pelayanan di Seluruh Fungsi; (6) Meningkatkan Produktifitas Karyawan; (7) Membangun Brand Awareness.


Hasil analisa matriks SWOT knowledge (pengetahuan) menunjukkan bahwa upaya strategis yang perlu dilakukan adalah menciptakan iklim kondusif bagi proses integrasi dan kreasi pengetahuan. Upaya tersebut terdiri dari studi kelayakan bisnis pembiayaan alternatif, pengembangan sistem pengelolaan pengetahuan, membangun sistem CRM dan SCM, melakukan kajian perilaku pelanggan, membangun workflow secara elektronik, business intelligence, membangun intelectual property security awareness, rotasi perkerjaan secara berkala, dan memasukkan unsur keahlian ke dalam skema penggajian. Diharapkan upaya-upaya tersebut dapat menciptakan kondisi yang mendukung integrasi dan kreasi pengetahuan yang digunakan dalam proses penciptaan produk/jasa yang inovatif sehingga upaya tersebut secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan daya saing PT. FIF.


Kesimpulan hasil penelitian adalah strategi bisnis yang ada harus tetap dipertahankan dan ditingkatkan intensitasnya karena strategi bisnis PT. FIF secara umum berada pada strategi ekspansi yaitu strategi menggunakan sumber daya yang dimiliki dalam merespons peluang yang ada.


Saran bagi PT. FIF adalah (1) Tetap mempererat jaringan dengan dealer yang ada sambil mencari dealer lain yang berpotensi; (2) Pengelolaan pengetahuan dapat dilakukan secara elektronik karena ditunjang oleh kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh PT. FIF.

Studi Kasus3 PT Resuransi Nasional Indonesia”

Abstraksi :

Penerapan e-Learning telah banyak dilakukan oleh berbagai institusi di Indonesia untuk mempermudah penyampaian pelajaran dan pelatihan dengan menggunakan fasilitas berbasis system informasi elektronik. Namun, perubahan menuju era globalisasi menempatkan knowledge management sebagai salah satu kebutuhan vital bagi organisasi khususnya pemerintahan dalam upaya mengorganisasikan dan mentransfer knowledge yang dimilikinya kepada seluruh pegawai sehingga dapat memberikan dan meningkatkan pelayanan public. Knowledge Management (KM) merupakan usaha untuk meningkatkan knowledge yang berguna bagi organisasi. KM tidak hanya merupakan pengaturan knowledge saja, namun lebih pada manajemen suatu organisasi dengan focus khusus terhadap knowledge. Penerapan KM dengan sebuah system berbasis elektronik (e-Knowledge) diharapkan dapat menjadi solusi dari kebutuhan aliran knowledge yang tidak dihalangi oleh batasan waktu dan letak geografis. Melalui makalah ini akan diteliti kesiapan penerapan e-Knowledge dengan katalisator e-Learning yang telah ada pada institusi pemerintahan dengan studi kasus Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan. Kata kunci: e-Learning, knowledge, Knowledge Management (KM), e-Knowledge 1. PENDAHULUAN Belum tercapainya pelayanan publik yang memuaskan oleh pemerintah dapat menjadi indikator yang kurang bagus terhadap kinerja pemerintah sendiri. Manusia dalam paradigma lama dianggap sebagai sumber daya yang harus memberikan kontribusi besar bagi kemajuan organisasi, namun sering kali kurang mendapat perhatian yang serius dari pihak manajemen dalam peningkatan kualitas pengetahuan dan sklill-nya. Paradigma modern memandang manusia atau pegawai sebagai human capital yang merupakan aset penting bagi organisasi. Jika organisasi kehilangan aset tenaga-tenaga ahli dan tenaga profesionalnya, maka akan berdampak pada menurunnya kinerja organisasi sehingga menimbulkan kerugian material dan immaterial. Dengan membangun KM diharapkan organisasi tidak akan kehilangan knowledge yang dimilikinya. Pendokumentasian atau pengeksplisitan knowledge sangat dibutuhkan agar knowledge yang berada di dalam otak para pegawainya yang bersifat tacit bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan knowledge pegawai yang lain sehingga organisasi bisa meminimalkan kerugian jika kehilangan tenaga ahlinya. KM juga sangat bermanfaat dalam memecahkan permasalahan dan tantangan yang dihadapi organisasi karena knowledge yang diperlukan tersedia dan bisa diakses dengan mudah oleh semua pegawai. Tercukupinya tenaga-tenaga ahli akan memudahkan organisasi untuk mencapai tujuan bisnisnya. e-Learning bisa menjadi salah satu pendorong untuk memulai pembangunan KM karena melalui adanya e-Learning organisasi akan lebih mudah menyadari pentingnya mendokumentasikan dan menyebarkan knowledge dari dan kepada pegawai. Penyebaran knowledge tersebut salah satunya dapat dilakukan melalui e-Knowledge. 2. PEMBAHASAN 2.1. e-Learning e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar kepada siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan computer lain [Hartley, 2001]. Keuntungan menggunakan e-Learning diantaranya: • menghemat waktu proses belajar mengajar, • mengurangi biaya perjalanan, • menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku), • menjangkau wilayah geografis yang lebih luas, • melatih pelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. 2.2. Knowledge dan Knowledge Management Knowledge Management (KM) merupakan usaha untuk meningkatkan knowledge yang berguna bagi organisasi. Dalam pendekatan KM, terdapat KM Consideration yaitu Manusia, Strategi, Teknologi, dan Proses seperti terlihat pada gambar berikut: Gambar 1. KM Consideration Meskipun banyak perusahaan/organisasi mengakui pentingnya keefektifan penggunaan knowledge mereka, namun perjuangan terberat adalah pada saat memulai. Proses-proses menuju terbentuknya KM meliputi (Nonaka): a. Collaboration b. Externalization c. Internalization d. Combination Gambar 2. KM Process / Knowledge Spiral – SECI Model 2.3. e-Knowledge Untuk membangun Learning dan KM terintegrasi, dapat menggunakan model sebagai berikut: Gambar 3. e-Learning and Knowledge Management Metamodel Pada model di atas terlihat bagaimana hubungan antara e-Learning, Business Process, dan KM dalam meningkatkan kinerja organisasi. 3. PENUTUP Dengan menerapkan e-Knowledge sebagai salah satu cara menyebarkan knowledge yang dimiliki organisasi kepada pegawai, diharapkan dapat meningkatkan kualitas knowledge pegawai dan penciptaan inovasi untuk mendukung peningkatan layanan publik oleh pemerintah.

Implementasi Knowledge Management System Pada Kantor Akuntan Publik (Suatu Studi Kasus2)

Oleh:
Kristoforus Satrio Windoko
System Development Manager, PT. Deloitte Touche Tomatsu, Jakarta
Alumnus, Program Magister Ilmu Komputer Universitas Bunda Mulia, Jakarta

Dwi Handoko
Staf Pengajar, Program Magister Ilmu Komputer Universitas Bunda Mulia, Jakarta

The Concepts of Knowledge Management System (KMS) have been studied by many competent experts. KMS is considered as a very good method for companies or organizations to improve human resource capabilities. KMS is expected to minimize knowledge differences between individuals.
This research is conducted at one particular division in a Public Accountant Office which has implemented KMS. Efficacy of execution of the KMS will be influenced heavily by management support. Weber model is applied in this research with a modification of model introduced by Delone and Mclean. This model indicates the effectiveness of an information system and it is also influenced by employees’ satisfaction level. This research shows that the level of knowledge availability (installation) and the level of strategic importance knowledge (implementation) are placed at the efficient and effective quadrants which indicate that there are equality between installation level and implementation level of KMS at the KAP.

arabundercover

do you wanna know info about arab? arabundercover definetely. that is beyond expectation. i cant stop googling about it. i've been follow someone who always spread the story about it. i read his tweets one by one and i found story about ... hmm sex. thats not the point. the point is, most arabian peoples are ... hmm better you googling, and you will find the story.
ps : now i know why the girls of riyadh unpublish in arab.
JRENGGG!

memajukan perusahaan dengan knowledge

Memajukan Perusahaan dengan Knowledg
Penulis: Lendy Widayana
Dimuat pada Harian Radar Malang tanggal 09 Maret 2004


Beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan diundang untuk berbagi pengalaman tentang Knowledge Management dalam sebuah seminar di Jakarta. Dalam kesempatan itu, rekan saya seorang Presiden Direktur perwakilan di Indonesia sebuah perusahaan teknologi informasi papan atas dunia mengaku terus terang, bahwa pelanggannya saat ini sering lebih tahu tentang produk perusahaannya ketimbang system engineer produk teknologi itu sendiri.


Dalam dunia bisnis, kecepatan dan banyaknya sumber informasi membuat pelanggan menjadi semakin cerdas dan kritis. Lalu apakah keadaan ini merupakan ancaman bagi kelangsungan sebuah bisnis ? Jawabannya bisa ya dan tidak. Ya, jika perusahaan tidak dapat terus memenuhi tuntutan pelanggan. Tidak, bila perusahaan segera menyusun kekuatan knowledge (pengetahuan + pengalaman) dan memposisikan knowledge sebagai aset utama untuk menghasilkan solusi bagi pelanggan. Kata kunci untuk membangun knowledge adalah selalu belajar dari berbagai sumber pengetahuan. Namun belajar pun tidak cukup jika tidak segera diikuti dengan menambah 'jam terbang' penerapan pengetahuan itu. Pengalaman menerapkan pengetahuan baru akan menambah nilai knowledge menjadi semakin tinggi. Dengan demikian siklus membangun knowledge terbentuk seperti bawah ini.


1. Belajar (dari berbagai sumber pengetahuan)


2. Menjadi Pengetahuan dan dianalisa


3. Bertindak/Menerapkan


4. Hasil tindakan (Gagal/Sukses)


5. Pengalaman


6. Hasil pengalaman menjadi pengetahuan yang telah diperbarui


Tuntutan untuk selalu belajar di era informasi yang semakin cepat dan deras ini adalah suatu kebutuhan yang tidak terelakkan lagi bagi siapapun. Pengetahuan, keahlian, dan keterampilan yang kita miliki terasa menjadi semakin cepat usang jika tidak selalu kita perbarui. Keadaan serba cepat inipun menuntut perubahan atau bahkan revolusi dalam cara belajar yang dimulai paling tidak dari diri kita sendiri. Pertanyaannya, bagaimanakah perubahan yang perlu dilakukan ? Karena berbagai perubahan di jaman ini disebabkan oleh kecepatan informasi, maka cara belajar yang paling efektif adalah mengikuti irama kecepatan informasi itu sendiri dan menganalisanya dalam waktu yang cepat pula. Kecepatan menganalisa informasi pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas tindakan kita berdasarkan informasi itu.


Membongkar sekat arus pengetahuan.


Perubahan bahkan yang sangat radikal dalam alur kerja organisasi bisnis menuntut keberanian dari pemimpin organisasi itu. Menarik menimba cerita pengalaman dari seorang CEO bernama Lars Kolind, pada sebuah perusahaan alat bantu pendengaran di Denmark bernama Oticon. Tahun 1980 Oticon mengalami penurunan penjualan karena tidak dapat bersaing dengan produk inovatif pesaingnya. Tahun 1990, Lars Kolind menyadari bahwa kunci sukses adalah inovasi dan waktu yang cepat untuk menyerahkan produk ke pasar. Untuk itu Lars Kolind mengabaikan struktur organisasi yang kaku bahkan sampai job description pun ditinjau kembali orientasinya. Karyawan dibuat sesukanya memilih fungsi pekerjaan yang sesuai dengan apa yang mereka sangat minati dan kuasai. Mereka semua bekerja secara matriks dalam lintas fungsi. Bangunan kantor dibuat sedemikian rupa agar memperlancar komunikasi antara bagian perancangan dan manufaktur. Orientasi cara kerja diubah menjadi terfokus pada alur pertukaran knowledge. Satu sama lain saling belajar untuk memahami keadaan yang sebenarnya dari tuntutan pasar, baik itu permintaan pelanggan maupun gerak-gerik pesaing. Karyawan diajak berpikir dan bertindak sebagaimana layaknya seorang wiraswasta. Artinya, dimensi pemikiran dan tindakannya tidak bisa lagi terkotak-kotak dalam fungsi dan tugas bagiannya sendiri. Melainkan semua memandang bahwa kepentingan profit perusahaan adalah tanggung jawab semua pihak. Pertukaran knowledge (knowledge-sharing) dijadikan suatu budaya untuk menghasilkan inovasi. Walhasil Oticon sukses menciptakan dan melempar produk inovatif ke pasar dengan cepat, di antaranya alat bantu pendengaran digital. Oticon pun dapat meningkatkan nilai ROE (Return On Equity) perusahaan yang pada akhir tahun 1980-an hanya satu digit, menjadi lebih dari 25 % di tahun 1990-an.


Apakah contoh di atas sulit untuk ditiru ? Tentu tidak, karena membangun knowledge organisasi perusahaan tidak membutuhkan modal kapital yang besar, namun hanya modal kemauan yang besar untuk selalu maju, mengkomunikasikan maksud baik untuk maju, dan siap berubah. Berbagi knowledge tidak akan membuat seseorang akan kehilangan kekuasaan atau kekuatannya. Bayangkan jika semua orang melakukannya. Lambat laun kita akan menyadari bahwa aset knowledge adalah aset terbesar kita. Bukan lagi sumber daya fisik dan materi yang membuat orang hanyut dalam materialisme sehingga melupakan hakekat kita sebagai manusia.

THE JACKMANIA!! YEAH!

My friend said that the jack is the new harajuku alayian version. LMAO. I cant stop laughing. The Jack has always making troubles!! i dont why to support they team must be bring PARANG, GOLOK, and the thing that can make injure someone. yesterday more than 90.000 peoples in senayan, they support arema and persija. persija got point 1, anad arema 5. like always, theyyyyyyy are in trouble, i heard they break the display mirror in plaza senayan. kampung??! YEAHHH!!

Jakmania Mengamuk di Plaza Senayan
Andri Haryanto - detikNews
Jakarta - Puluhan Jakmania mengamuk di Plaza Senayan (PS). Beberapa kaca pecah terkena sabetan ikat pinggang berkepala besi milik pendukung Persija Jakarta tersebut.

Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 19.30 WIB. Awalnya sepele, Jakmania yang berjalan kaki dan yang naik Kopaja saling mengejek. Merasa tersinggung, Jakmania yang berjalan kaki pun memukuli Kopaja tersebut dengan bambu. Para suporter oranye pun turun dan mengejar pelaku pemukulan yang lari ke dalam area Plaza Senayan.

"Kita melerai. Mungkin sebagian dari mereka mengira kita membela lawannya," ujar seorang sekuriti PS, Bawor kepada detikcom, Minggu (30/5/2010).

Para Jakmania pun mengamuk di area PS. Mereka memecahkan kaca sign dan kaca outlet Tod's. "Para pengunjung panik. Kita langsung amankan. Kita coba halau keluar," kisah Bawor.

Bawor menjelaskan pelaku penyerangan tersebut baru berusia belasan tahun. Seorang korban anggota Jakmania yang luka terkena sabetan ikat pinggang dilarikan ke RS.

Pantauan detikcom, beberapa kaca di PS tampak pecah dan ditandai dengan pita berwarna merah.