Senin, 31 Mei 2010

case-5 NALISIS PENGARUH BRAND KNOWLEDGE, BRAND RELATIONSHIP TERHADAP PENGGUNAAN LAYANAN 3G

Abstrak

Merek sebagai asset perusahaan yang tak terlihat akan melekat kuat dalam memori pelanggan. Merek memiliki daya tahan terhadap berbagai perubahan, misalnya perubahan harga. Merek juga mendorong pelanggan untuk menggunakan layanan baru yang diluncurkan perusahaan. Dengan memelihara merek, perusahaan akan memperoleh profit secara jangka panjang. Sedangkan bagi pelanggan, merek akan memudahkan mereka dalam menyederhanakan proses pembelian.
Perusahaan telekomunikasi seluler di Indonesia telah meluncurkan layanan baru berupa layanan 3G di tahun 2006. Seiring pesatnya perkembangan bisnis teknologi, teknologi 3G juga dipakai oleh pesaing. Melihat hal ini, pengelolaan merek menjadi upaya jitu bagi perusahaan untuk memenangkan persaingan.
Peluang bisnis 3G masih sangat besar untuk dikembangkan. Namun, melihat masih minimnya penggunaan layanan 3G, maka perusahaan telekomunikasi seluler perlu mengetahui nilai brand dan pengaruhnya terhadap perilaku penggunaan layanan 3G khususnya bagi mahasiswa di kota Bandung. Model yang digunakan dalam melihat pengaruh brand terhadap perilaku penggunaan layanan 3G adalah Model Brand Knowledge Keller.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan convenience sampling. Data pada penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner terhadap mahasiswa IT Telkom, Universitas Kristen Maranatha, dan Universitas Katholik Parahyangan.
Hasil penelitian menemukan bahwa variabel Brand awareness dan Brand Image mempengaruhi Brand Satisfaction, dan variabel Brand Attachment mempengaruhi Future Purchase. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara Brand knowledge dengan Brand relationship, dan ada hubungan antara Brand relationship dengan Behavioral outcomes.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi perhatian bagi perusahaan telekomunikasi seluler di Indonesia dalam membuat kebijakan yang akan dapat meningkatkan nilai brand dan mendorong pelanggan untuk mau menggunakan kembali layanannya di masa datang

Knowledge and Business Strategy in Increasing Competitive Advantage Study of PT. Federal International Finance (case4)

YUDI PERMANA, 2003. Kajian Strategi Pengetahuan dan Bisnis dalam Upaya Meningkatkan Daya Saing PT. Federal International Finance Cabang Bogor.
Di bawah bimbingan NAZIR HARJANTO dan ARIEF DARYANTO.

Pada saat ini, proses transformasi sedang berlangsung dengan pasti dari tatanan Ekonomi Lama ke tatanan Ekonomi Baru. Transformasi tersebut berupa penekanan pada kegiatan memproses sumber daya produksi yang berbasis fisik yaitu lahan, tenaga kerja dan modal kepada penekanan kegiatan memproses sumber daya yang berbasis pengetahuan.

Dalam kondisi pasar yang semakin hiperkompetitif, persaingan pasar berlangsung dengan memanfaatkan pengetahuan sebagai basis operasi (Daveni 1999). Oleh karena itu, kelangsungan keunggulan kompetitif (competitive advantage) suatu perusahaan akan sangat bergantung kepada kapasitas inovatif yang dimiliki perusahaan tersebut.

Lalu, kenapa pengetahuan menjadi penting dan apa peranan dalam perusahaan?. Dulu, perusahaan sudah merasa memiliki keunggulan kompetitif dengan mengandalkan lokasi bisnis yang strategis, memiliki sejumlah tenaga kerja dan kemudahan mendapatkan modal. Hal itu terjadi karena jumlah pesaing yang masih dapat dihitung dengan jari, tidak adanya pilihan bagi pelanggan dalam memilih produk/jasa dan kondisi bisnis yang relatif stabil. Akan tetapi, ketika kondisi tersebut berubah sebaliknya, maka perusahaan sudah harus berpikir bagaimana produk maupun jasa yang ditawarkan dapat diterima oleh pelanggan yang semakin pintar sehingga perusahaan tersebut dapat meraih pangsa pasar yang sudah semakin mengecil besarnya. Hal tersebut dapat dijawab apabila perusahaan mengemas produk dan jasa secara inovatif. Inovasi dalam produk dan jasa dapat dilakukan apabila perusahaan tersebut memiliki pengetahuan yang cukup. Pengetahuan tersebut dapat berupa pengetahuan tentang apa yang dibutuhkan pelanggan, jaringan pemasaran, jaringan pemasok, hal-hal yang akan dilakukan oleh para pesaingnya, dan identifikasi peluang-peluang yang ada. Apabila pengetahuan yang dimiliki dapat dikelola dengan baik dan efektif maka keunggulan kompetitif perusahaan dapat dicapai dengan mudah. Jadi, peranan pengetahuan pada perusahaan sangat penting dan dapat dijadikan faktor andalan utama dalam meraih keunggulan kompetitif.

Manfaat-manfaat yang diperoleh perusahaan dalam mengelola pengetahuan. antara lain: (1) waktu pembuatan produk lebih pendek, (2) menentukan keputusan lebih cepat, (3) memperbaiki hubungan dengan pelanggan, dan (4) menciptakan peluang lebih besar dalam berinovasi (Gartner 2000). Sedangkan The Knowledge Company (2001) menggarisbawahi manfaat pengetahuan bagi perusahaan menjadi empat macam yaitu perusahaan lebih responsif, inovatif, kompetitif, dan efisiensi.


Fokus tesis ini adalah mengkaji strategi knowledge (pengetahuan) yang dapat mendukung strategi bisnis. Kajian strategi knowledge (pengetahuan) dilakukan untuk membandingkan kondisi saat ini dengan apa yang diinginkan di masa mendatang dengan melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan baik internal maupun eksternal. Penentuan strategi knowledge (pengetahuan) harus sejalan dengan strategi bisnis dan dilakukan sebagai langkah awal apabila perusahaan berkeinginan untuk mengimplementasikan pengelolaan pengetahuan sehingga pengelolaan pengetahuan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.


Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan baik yang berhubungan dengan pengetahuan maupun bisnis dan (2) Merumuskan beberapa alternatif strategi pengetahuan dan bisnis yang dapat diterapkan di PT. FIF dalam upaya meningkatkan daya saing perusahaan.


Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Langkah awal yang dilaksanakan adalah mempelajari visi dan misi perusahaan, kemudian mengkaji faktor-faktor internal-eksternal perusahaan baik dari sisi bisnis maupun knowledge (pengetahuan) dengan menggunakan sistem skoring. Skoring setiap faktor-faktor internal-eksternal perusahaan di dapat dari kuesioner yang disebarkan kepada pimpinan/staff PT. FIF yang dipilih (purposive).


Berdasarkan hasil analisa profil presaingan, terlihat bahwa perusahaan yang dianalisa yaitu PT FIF posisinya terletak paling tinggi dengan total skor sebesar 3.6786. Lalu diikuti oleh Adira, WOM, dan Para dengan total skor masing-masing 2.7991, 2.4442, dan 1.9353. Posisi tersebut diperoleh karena PT. FIF memiliki keunggulan di beberapa faktor seperti hubungan dengan dealer, proses layanan, dukungan teknologi informasi, pangsa pasar, dan modal kerja.


Berdasarkan hasil analisa matriks EFAS dan IFAS serta pemetaan pada matriks SWOT bisnis, diketahui bahwa posisi perusahaan terletak pada sel I yaitu ekspansi . Pada posisi ini, strategi bisnis umum adalah strategi strength-opportunities, memaksimalkan potensi kekuatan dalam meraih peluang yang ada.


Sedangkan dari sisi pengetahuan, hasil analisa peta knowledge (pengetahuan), menunjukkan bahwa PT. FIF memiliki kemampuan atau kompetensi lebih baik dibandingkan para pesaingnya yaitu dengan skor 3.9288. Lalu diikuti oleh Adira, WOM, dan paramulti dengan masing-masing skor adalah 2.7656, 2.9635, dan 1.6545. Jika direpresentasikan dalam peta knowledge (pengetahuan) maka posisi PT. FIF berada di atas rata-rata kemampuan ketiga pesaingnya yaitu 2.4612. Hal ini mengindikasikan bahwa posisi PT. FIF berada pada posisi Leader dalam memanfaatkan pengetahuan pada semua aktifitasnya.


Dilihat dari pemetaan SWOT Bisnis posisi PT. FIF berada pada strategi ekspansi. Dalam mendukung strategi ekspansi, berikut dijelaskan beberapa alternatif strategi bisnis yang dapat diterapkan: (1) Penetrasi Pasar; (2) Mempererat dan Memperluas Jaringan dengan Para Dealer; (3) Konsentrasi pada Penciptaan Nilai Tambah; (4) Membangun Kredibilitas Perusahaan; (5) Standarisasi Prosedur Kerja dan Tingkat Pelayanan di Seluruh Fungsi; (6) Meningkatkan Produktifitas Karyawan; (7) Membangun Brand Awareness.


Hasil analisa matriks SWOT knowledge (pengetahuan) menunjukkan bahwa upaya strategis yang perlu dilakukan adalah menciptakan iklim kondusif bagi proses integrasi dan kreasi pengetahuan. Upaya tersebut terdiri dari studi kelayakan bisnis pembiayaan alternatif, pengembangan sistem pengelolaan pengetahuan, membangun sistem CRM dan SCM, melakukan kajian perilaku pelanggan, membangun workflow secara elektronik, business intelligence, membangun intelectual property security awareness, rotasi perkerjaan secara berkala, dan memasukkan unsur keahlian ke dalam skema penggajian. Diharapkan upaya-upaya tersebut dapat menciptakan kondisi yang mendukung integrasi dan kreasi pengetahuan yang digunakan dalam proses penciptaan produk/jasa yang inovatif sehingga upaya tersebut secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan daya saing PT. FIF.


Kesimpulan hasil penelitian adalah strategi bisnis yang ada harus tetap dipertahankan dan ditingkatkan intensitasnya karena strategi bisnis PT. FIF secara umum berada pada strategi ekspansi yaitu strategi menggunakan sumber daya yang dimiliki dalam merespons peluang yang ada.


Saran bagi PT. FIF adalah (1) Tetap mempererat jaringan dengan dealer yang ada sambil mencari dealer lain yang berpotensi; (2) Pengelolaan pengetahuan dapat dilakukan secara elektronik karena ditunjang oleh kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh PT. FIF.

Studi Kasus3 PT Resuransi Nasional Indonesia”

Abstraksi :

Penerapan e-Learning telah banyak dilakukan oleh berbagai institusi di Indonesia untuk mempermudah penyampaian pelajaran dan pelatihan dengan menggunakan fasilitas berbasis system informasi elektronik. Namun, perubahan menuju era globalisasi menempatkan knowledge management sebagai salah satu kebutuhan vital bagi organisasi khususnya pemerintahan dalam upaya mengorganisasikan dan mentransfer knowledge yang dimilikinya kepada seluruh pegawai sehingga dapat memberikan dan meningkatkan pelayanan public. Knowledge Management (KM) merupakan usaha untuk meningkatkan knowledge yang berguna bagi organisasi. KM tidak hanya merupakan pengaturan knowledge saja, namun lebih pada manajemen suatu organisasi dengan focus khusus terhadap knowledge. Penerapan KM dengan sebuah system berbasis elektronik (e-Knowledge) diharapkan dapat menjadi solusi dari kebutuhan aliran knowledge yang tidak dihalangi oleh batasan waktu dan letak geografis. Melalui makalah ini akan diteliti kesiapan penerapan e-Knowledge dengan katalisator e-Learning yang telah ada pada institusi pemerintahan dengan studi kasus Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan. Kata kunci: e-Learning, knowledge, Knowledge Management (KM), e-Knowledge 1. PENDAHULUAN Belum tercapainya pelayanan publik yang memuaskan oleh pemerintah dapat menjadi indikator yang kurang bagus terhadap kinerja pemerintah sendiri. Manusia dalam paradigma lama dianggap sebagai sumber daya yang harus memberikan kontribusi besar bagi kemajuan organisasi, namun sering kali kurang mendapat perhatian yang serius dari pihak manajemen dalam peningkatan kualitas pengetahuan dan sklill-nya. Paradigma modern memandang manusia atau pegawai sebagai human capital yang merupakan aset penting bagi organisasi. Jika organisasi kehilangan aset tenaga-tenaga ahli dan tenaga profesionalnya, maka akan berdampak pada menurunnya kinerja organisasi sehingga menimbulkan kerugian material dan immaterial. Dengan membangun KM diharapkan organisasi tidak akan kehilangan knowledge yang dimilikinya. Pendokumentasian atau pengeksplisitan knowledge sangat dibutuhkan agar knowledge yang berada di dalam otak para pegawainya yang bersifat tacit bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan knowledge pegawai yang lain sehingga organisasi bisa meminimalkan kerugian jika kehilangan tenaga ahlinya. KM juga sangat bermanfaat dalam memecahkan permasalahan dan tantangan yang dihadapi organisasi karena knowledge yang diperlukan tersedia dan bisa diakses dengan mudah oleh semua pegawai. Tercukupinya tenaga-tenaga ahli akan memudahkan organisasi untuk mencapai tujuan bisnisnya. e-Learning bisa menjadi salah satu pendorong untuk memulai pembangunan KM karena melalui adanya e-Learning organisasi akan lebih mudah menyadari pentingnya mendokumentasikan dan menyebarkan knowledge dari dan kepada pegawai. Penyebaran knowledge tersebut salah satunya dapat dilakukan melalui e-Knowledge. 2. PEMBAHASAN 2.1. e-Learning e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar kepada siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan computer lain [Hartley, 2001]. Keuntungan menggunakan e-Learning diantaranya: • menghemat waktu proses belajar mengajar, • mengurangi biaya perjalanan, • menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku), • menjangkau wilayah geografis yang lebih luas, • melatih pelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. 2.2. Knowledge dan Knowledge Management Knowledge Management (KM) merupakan usaha untuk meningkatkan knowledge yang berguna bagi organisasi. Dalam pendekatan KM, terdapat KM Consideration yaitu Manusia, Strategi, Teknologi, dan Proses seperti terlihat pada gambar berikut: Gambar 1. KM Consideration Meskipun banyak perusahaan/organisasi mengakui pentingnya keefektifan penggunaan knowledge mereka, namun perjuangan terberat adalah pada saat memulai. Proses-proses menuju terbentuknya KM meliputi (Nonaka): a. Collaboration b. Externalization c. Internalization d. Combination Gambar 2. KM Process / Knowledge Spiral – SECI Model 2.3. e-Knowledge Untuk membangun Learning dan KM terintegrasi, dapat menggunakan model sebagai berikut: Gambar 3. e-Learning and Knowledge Management Metamodel Pada model di atas terlihat bagaimana hubungan antara e-Learning, Business Process, dan KM dalam meningkatkan kinerja organisasi. 3. PENUTUP Dengan menerapkan e-Knowledge sebagai salah satu cara menyebarkan knowledge yang dimiliki organisasi kepada pegawai, diharapkan dapat meningkatkan kualitas knowledge pegawai dan penciptaan inovasi untuk mendukung peningkatan layanan publik oleh pemerintah.

Implementasi Knowledge Management System Pada Kantor Akuntan Publik (Suatu Studi Kasus2)

Oleh:
Kristoforus Satrio Windoko
System Development Manager, PT. Deloitte Touche Tomatsu, Jakarta
Alumnus, Program Magister Ilmu Komputer Universitas Bunda Mulia, Jakarta

Dwi Handoko
Staf Pengajar, Program Magister Ilmu Komputer Universitas Bunda Mulia, Jakarta

The Concepts of Knowledge Management System (KMS) have been studied by many competent experts. KMS is considered as a very good method for companies or organizations to improve human resource capabilities. KMS is expected to minimize knowledge differences between individuals.
This research is conducted at one particular division in a Public Accountant Office which has implemented KMS. Efficacy of execution of the KMS will be influenced heavily by management support. Weber model is applied in this research with a modification of model introduced by Delone and Mclean. This model indicates the effectiveness of an information system and it is also influenced by employees’ satisfaction level. This research shows that the level of knowledge availability (installation) and the level of strategic importance knowledge (implementation) are placed at the efficient and effective quadrants which indicate that there are equality between installation level and implementation level of KMS at the KAP.

arabundercover

do you wanna know info about arab? arabundercover definetely. that is beyond expectation. i cant stop googling about it. i've been follow someone who always spread the story about it. i read his tweets one by one and i found story about ... hmm sex. thats not the point. the point is, most arabian peoples are ... hmm better you googling, and you will find the story.
ps : now i know why the girls of riyadh unpublish in arab.
JRENGGG!

memajukan perusahaan dengan knowledge

Memajukan Perusahaan dengan Knowledg
Penulis: Lendy Widayana
Dimuat pada Harian Radar Malang tanggal 09 Maret 2004


Beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan diundang untuk berbagi pengalaman tentang Knowledge Management dalam sebuah seminar di Jakarta. Dalam kesempatan itu, rekan saya seorang Presiden Direktur perwakilan di Indonesia sebuah perusahaan teknologi informasi papan atas dunia mengaku terus terang, bahwa pelanggannya saat ini sering lebih tahu tentang produk perusahaannya ketimbang system engineer produk teknologi itu sendiri.


Dalam dunia bisnis, kecepatan dan banyaknya sumber informasi membuat pelanggan menjadi semakin cerdas dan kritis. Lalu apakah keadaan ini merupakan ancaman bagi kelangsungan sebuah bisnis ? Jawabannya bisa ya dan tidak. Ya, jika perusahaan tidak dapat terus memenuhi tuntutan pelanggan. Tidak, bila perusahaan segera menyusun kekuatan knowledge (pengetahuan + pengalaman) dan memposisikan knowledge sebagai aset utama untuk menghasilkan solusi bagi pelanggan. Kata kunci untuk membangun knowledge adalah selalu belajar dari berbagai sumber pengetahuan. Namun belajar pun tidak cukup jika tidak segera diikuti dengan menambah 'jam terbang' penerapan pengetahuan itu. Pengalaman menerapkan pengetahuan baru akan menambah nilai knowledge menjadi semakin tinggi. Dengan demikian siklus membangun knowledge terbentuk seperti bawah ini.


1. Belajar (dari berbagai sumber pengetahuan)


2. Menjadi Pengetahuan dan dianalisa


3. Bertindak/Menerapkan


4. Hasil tindakan (Gagal/Sukses)


5. Pengalaman


6. Hasil pengalaman menjadi pengetahuan yang telah diperbarui


Tuntutan untuk selalu belajar di era informasi yang semakin cepat dan deras ini adalah suatu kebutuhan yang tidak terelakkan lagi bagi siapapun. Pengetahuan, keahlian, dan keterampilan yang kita miliki terasa menjadi semakin cepat usang jika tidak selalu kita perbarui. Keadaan serba cepat inipun menuntut perubahan atau bahkan revolusi dalam cara belajar yang dimulai paling tidak dari diri kita sendiri. Pertanyaannya, bagaimanakah perubahan yang perlu dilakukan ? Karena berbagai perubahan di jaman ini disebabkan oleh kecepatan informasi, maka cara belajar yang paling efektif adalah mengikuti irama kecepatan informasi itu sendiri dan menganalisanya dalam waktu yang cepat pula. Kecepatan menganalisa informasi pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas tindakan kita berdasarkan informasi itu.


Membongkar sekat arus pengetahuan.


Perubahan bahkan yang sangat radikal dalam alur kerja organisasi bisnis menuntut keberanian dari pemimpin organisasi itu. Menarik menimba cerita pengalaman dari seorang CEO bernama Lars Kolind, pada sebuah perusahaan alat bantu pendengaran di Denmark bernama Oticon. Tahun 1980 Oticon mengalami penurunan penjualan karena tidak dapat bersaing dengan produk inovatif pesaingnya. Tahun 1990, Lars Kolind menyadari bahwa kunci sukses adalah inovasi dan waktu yang cepat untuk menyerahkan produk ke pasar. Untuk itu Lars Kolind mengabaikan struktur organisasi yang kaku bahkan sampai job description pun ditinjau kembali orientasinya. Karyawan dibuat sesukanya memilih fungsi pekerjaan yang sesuai dengan apa yang mereka sangat minati dan kuasai. Mereka semua bekerja secara matriks dalam lintas fungsi. Bangunan kantor dibuat sedemikian rupa agar memperlancar komunikasi antara bagian perancangan dan manufaktur. Orientasi cara kerja diubah menjadi terfokus pada alur pertukaran knowledge. Satu sama lain saling belajar untuk memahami keadaan yang sebenarnya dari tuntutan pasar, baik itu permintaan pelanggan maupun gerak-gerik pesaing. Karyawan diajak berpikir dan bertindak sebagaimana layaknya seorang wiraswasta. Artinya, dimensi pemikiran dan tindakannya tidak bisa lagi terkotak-kotak dalam fungsi dan tugas bagiannya sendiri. Melainkan semua memandang bahwa kepentingan profit perusahaan adalah tanggung jawab semua pihak. Pertukaran knowledge (knowledge-sharing) dijadikan suatu budaya untuk menghasilkan inovasi. Walhasil Oticon sukses menciptakan dan melempar produk inovatif ke pasar dengan cepat, di antaranya alat bantu pendengaran digital. Oticon pun dapat meningkatkan nilai ROE (Return On Equity) perusahaan yang pada akhir tahun 1980-an hanya satu digit, menjadi lebih dari 25 % di tahun 1990-an.


Apakah contoh di atas sulit untuk ditiru ? Tentu tidak, karena membangun knowledge organisasi perusahaan tidak membutuhkan modal kapital yang besar, namun hanya modal kemauan yang besar untuk selalu maju, mengkomunikasikan maksud baik untuk maju, dan siap berubah. Berbagi knowledge tidak akan membuat seseorang akan kehilangan kekuasaan atau kekuatannya. Bayangkan jika semua orang melakukannya. Lambat laun kita akan menyadari bahwa aset knowledge adalah aset terbesar kita. Bukan lagi sumber daya fisik dan materi yang membuat orang hanyut dalam materialisme sehingga melupakan hakekat kita sebagai manusia.

THE JACKMANIA!! YEAH!

My friend said that the jack is the new harajuku alayian version. LMAO. I cant stop laughing. The Jack has always making troubles!! i dont why to support they team must be bring PARANG, GOLOK, and the thing that can make injure someone. yesterday more than 90.000 peoples in senayan, they support arema and persija. persija got point 1, anad arema 5. like always, theyyyyyyy are in trouble, i heard they break the display mirror in plaza senayan. kampung??! YEAHHH!!

Jakmania Mengamuk di Plaza Senayan
Andri Haryanto - detikNews
Jakarta - Puluhan Jakmania mengamuk di Plaza Senayan (PS). Beberapa kaca pecah terkena sabetan ikat pinggang berkepala besi milik pendukung Persija Jakarta tersebut.

Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 19.30 WIB. Awalnya sepele, Jakmania yang berjalan kaki dan yang naik Kopaja saling mengejek. Merasa tersinggung, Jakmania yang berjalan kaki pun memukuli Kopaja tersebut dengan bambu. Para suporter oranye pun turun dan mengejar pelaku pemukulan yang lari ke dalam area Plaza Senayan.

"Kita melerai. Mungkin sebagian dari mereka mengira kita membela lawannya," ujar seorang sekuriti PS, Bawor kepada detikcom, Minggu (30/5/2010).

Para Jakmania pun mengamuk di area PS. Mereka memecahkan kaca sign dan kaca outlet Tod's. "Para pengunjung panik. Kita langsung amankan. Kita coba halau keluar," kisah Bawor.

Bawor menjelaskan pelaku penyerangan tersebut baru berusia belasan tahun. Seorang korban anggota Jakmania yang luka terkena sabetan ikat pinggang dilarikan ke RS.

Pantauan detikcom, beberapa kaca di PS tampak pecah dan ditandai dengan pita berwarna merah.

whats hot lately?

1. dewi persik joinned with dhani ahmad?
2. dian satrowardoyo is now married?
3. a newlywed nia ramadhani and ardie bakrie?
4. yuni shara and raffi ahmad?
or maybe...
5. syahrini and anang?

whats hot lately? would you mind if i talk about gossip indonesian? lol lol.
sometimes we need information, this is not about 'only girls who did it (looking for gossip) but we need public information. agree?

Self Healing

TAT (TAPAS ACUPRESSURE TECHNIQUE)

TAT (Tapas Acupressure Technique) adalah proses yang mudah untuk mengakhiri stres, trauma, rasa takut (fobia), rasa menderita & untuk menciptakan rasa bahagia.
TAT adalah teknik yang baru, sederhana dan efektif untuk menciptakan rasa damai, rileks, dan sehat dalam waktu yang singkat. TAT merupakan salah satu bentuk terapi dalam kelompok ilmu Energy Psychology yang sedang berkembang pesat.

Teknik ini dilakukan dengan menyentuh ringan beberapa titik akupunktur di kepala(Posisi TAT), sambil mengarahkan perhatian Anda pada masalah yang ingin diatasi (7 Langkah Penyembuhan TAT). Menyentuh titik-titik ini dengan ringan akan memberikan efek pudarnya trauma, sehingga pikiran dan perasaan hati yang negatif pun berkurang, terutama setelah mengalami peristiwa yang traumatis.

BAGAIMANA TAT BISA MEMBANTU SITUASI BENCANA?

Ada banyak aspek tentang TAT yang menjadikannya ideal untuk membantu kondisi bencana alam. Pertama, TAT sangat mudah dipelajari, dan selalu menggunakan titik akupuntur yang sama di kepala. Dalam kondisi dimana sumber daya serta tenaga bantuan terbatas, proses penyembuhan bisa segera dimulai. Selain itu, TAT bisa digunakan untuk sekelompok orang, sehingga membantu pemulihan jauh lebih cepat dibanding proses penyembuhan yang dilakukan terhadap satu individu saja.

Aspek penting lain juga adalah TAT tidak mengharuskan orang untuk mengalami kembali atau menjalani ulang peristiwa traumanya. Bahkan TAT tidak terlalu banyak menggunakan bahasa / percakapan dibanding dengan bentuk terapi lainnya, dan memungkinkan individu untuk memfokuskan perhatiannya pada masalah sesuai dengan persepsi mereka sendiri, tanpa harus menceritakannya atau mengungkapkannya dengan kata-kata.

Dalam situasi seperti bencana, dimana seringkali kita merasa kehilangan kendali atas aspek hidup kita, TAT dapat sangat bermanfaat. Dengan TAT, seseorang bisa melakukan proses penyembuhannya sendiri, dan sekarang memiliki “perangkat” yang dapat digunakan kapan saja. Ini sangat membantu orang untuk menyadari bahwa mereka adalah pihak yang “selamat” dan bukan “korban”.

TAT juga melepaskan dan menyembuhkan trauma masa lalu yang tersimpan di bawah sadar dan berkaitan dengan situasi krisis saat kini. Memori trauma punya kecenderungan untuk berkumpul dan terakumulasi, sehingga mempengaruhi individu maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan. TAT juga efektif untuk mencegah terjadinya trauma sekunder pada para relawan/tenaga lapangan yang berinteraksi dengan para korban.

Yang lebih penting lagi, TAT tidak hanya berguna bagi korban langsung bencana saja, namun juga bisa digunakan bagi mereka yang bukan korban langsung, namun terpengaruh secara negatif akibat bencana itu. Para relawan yang turun ke lapangan, maupun masyarakat yang menyaksikan berbagai pemberitaan bencana, seringkali mengalami dampak negatif yang tidak diinginkan juga dari bencana tersebut. Berbagai ketakutan, kegelisahan, dan segala stres lainnya bisa sangat terbantu oleh TAT.

Kami menyarankan agar setiap orang mempelajari teknik TAT sebelum mengalami bencana secara langsung. Meski kita tidak mengharapkan adanya bencana lebih lanjut, namun sangat baik bilamana kita sudah menguasai proses pemulihan psikologis jauh sebelumnya, sehingga tahu apa yang perlu dilakukan bila kebutuhan tersebut muncul.

- i found this interesting article from Reza Gunawan, hubby of dewi lestari who working as a therapyst. i always read his article and found interesting topic that indirectly happent in my real life. sometimes i can do it (if that easy) lol :D

Design and Evaluation of a Knowledge Management System

Untuk bersaing dalam pengetahuan-sentris, organisasi di seluruh dunia telah melakukan berbagai inisiatif untuk mengelola, namun yang paling penting aset-knowledge volatile, Pada artikel ini, kita akan membahas manajemen pengetahuan (KM) sebagai sistematis dan proses organisasi untuk mempertahankan, pengorganisasian dan memperbarui pengetahuan. penting bagi kinerja individu dan organisasi competitiveness. Kita dapat menggambarkan keseluruhan pendekatan sebagai kodifikasi.

Pada dasarnya, arsitektur sistem kami terdiri sebuah pelajaran-belajar pengetahuan repositori, kasus repositori, direktori organisasi, komunikasi dan lapisan distribusi, seperangkat pengetahuan umum manajemen fungsi. Sesuai dengan praktek yang ada,
pengetahuan kita terstruktur dalam sistem bukannya kasus penempatan dalam produk
kualitas desain atau proses pemeriksaan. Pelajaran-belajar pengetahuan repositori
divalidasi mengandung pengetahuan, sedangkan Repositori menyimpan kasus sebelumnya ditolak kasus atau mereka yang menjalani validasi. Sebuah kasus di repositori baik mencakup masalah atau fenomena deskripsi, analisis, komentar, dan rekomendasi untuk perawatan, serta kontributor ‘kontak informasi. Direktori organisasi berisi struktur organisasi, individu-individu profil dan informasi kontak, dan nama-nama domain pakar dalam berbagai daerah. Sistem ini juga memiliki komunikasi dan distribusi terintegrasi dengan lapisan Lotus Notes sudah ada email dan groupware sistem. Lapisan ini sangat penting untuk penciptaan pengetahuan dan update dan menawarkan pengguna nyaman akses ke kedua repositori.

Status sistem dan evaluasi

Sistem menjadi operasional pada bulan April2001. Segera setelah sistem tersedia, perusahaan departemen IS disediakan pelatihan pengguna di seluruh organisasi.Pada Desember 2001, karyawan telah menciptakan total 1.204 kasus. Produksi, penelitian
dan pengembangan, rekayasa proses, peralatan teknik, dan kualitas departemen jaminan yang paling aktif dalam penciptaan pengetahuan dan memperbarui, dan sistem menggunakan. The turnaround time untuk pengetahuan penciptaan adalah sekitar lima hari, peningkatan yang signifikan dari sebelumnya proses manual. Evaluasi kami dibandingkan dengan pengetahuan berbagi dan perbaikan berikutnya produktivitas dan layanan pelanggan sebelum dan setelah sistem ketersediaan. Tujuh puluh delapan karyawan-termasuk manajer, insinyur, dan staf pendukung dari yang disebutkan sebelumnya pengetahuan-intensif departemen - berpartisipasi dalam evaluasi. Mayoritas responden memegang posisi nonmanagerial (85 persen), dan banyak dari mereka telah menduduki mereka saat ini posting untuk lebih dari satu tahun (48 persen). Kami mengukur setiap evaluasi pertanyaan dimensi menggunakan beberapa item didasarkan pada lima poin skala Likert, dengan satu menjadi “sangat tidak setuju” atau “sangat
sering “dan lima yang” sangat setuju “ atau “sangat jarang terjadi.”

KM implikasi dalam rekayasa perangkat lunak

Kesulitan seperti didefinisikan kurang persyaratan staf sering pergantian, dan volatile platform hardware dan software rekayasa perangkat lunak tantangan terus-menerus projects. Tantangan-tantangan ini membutuhkan casebased pendekatan pembelajaran organisasi pelajaran penting dari pengalaman sebelumnya atau muncul requirements.Oleh mencakup proses KM yang mendasar didukung oleh pembelajaran yang efektif dari sebelumnya desain dan praktek, software rekayasa organisasi dapat meningkatkan perencanaan proyek, pelaksanaan, dan kontrol. Seperti diilustrasikan dalam kasus yang dilaporkan, pelaksanaan divalidasi dan dapat diakses sebuah organisasi repositori yang berisi pengetahuan dari berbagai proyek yang dapat mendukung dan meningkatkan proses-proses KM tersebut. Selain menyoroti yang menjanjikan penggunaan IC KM dalam perakitan dan pengujian, ini Penelitian ini juga memiliki beberapa implikasi bagi KM dalam rekayasa perangkat lunak. Khusus, manajemen dukungan, integrasi dengan yang ada infrastruktur teknologi, dan organisasi nilai-nilai budaya yang penciptaan pengetahuan dan berbagi faktor penentu keberhasilan untuk implementasi sistem KM. Mengintegrasikan sebuah sistem KM dengan teknologi yang sudah ada adalah sangat penting, karena akan mengurangi individu ‘waktu belajar dan kognitif sistem angkat beban dan penerimaan dan menggunakan. Sebuah sistem yang mudah digunakan adalah relevan dan mungkin sangat tergantung pada antarmuka dengan pengguna. Temuan-temuan dari wawancara dengan insinyur dan staf pendukung mengusulkan kebutuhan perampingan lebih lanjut masalah-posting prosedur dan untuk presentasi singkat masalah, analisis, dan rekomendasi. Bila didukung oleh sebuah sistem KM yang melembagakan dan mendukung berbagi kritis, tugas-pengetahuan khusus sebelumnya dipertahankan oleh individu, insinyur dan pengembang perangkat lunak, seperti mereka perakitan IC pengujian rekan-rekan, harus dapat merancang dan memberikan sistem yang lebih baik pada kecepatan yang lebih cepat.

Beberapa penelitian arah bernilai melanjutkan penyelidikan. Misalnya, kami belum memeriksa sistem efektivitas biaya. Studi ini menunjukkan sistem efek positif pada pengetahuan berbagi, produktivitas, dan tingkat pelayanan tetapi alamat tidak biaya. Juga menarik adalah pengembangan dan evaluasi sistem serupa dalam konteks rekayasa perangkat lunak, di mana proses dan tahapan proyek biasanya dinamis dan saling terkait, dan pengetahuan validitas adalah sangat penting.

Studi kasus 1 : industri garmen

Abstrak:

Perkembangan sistem informasi akhir-akhir ini sangat luar biasa. Informasi yang dihasilkan tidak hanya bersumber dari data yang bersifat transaksional, tetapi telah beranjak pada pendekatan untuk mengelola berbagai macam data yang dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi. Salah satu dari kegiatan pengelolaan tersebut di atas adalah manajemen pengetahuan atau knowledge management selanjutnya disebut KM.

Istilah KM dapat mengacu pada konteks KM itu sendiri (pemanfaatan pengetahuan) dan sistem KM (berperan sebagai fasilitator untuk memanfaatkan dan menciptakan pengetahuan). Organisasi yang ingin menerapkan KM tentunya harus dilengkapi dengan sistem KM, selain dari beberapa isu organisasi dan faktor manusia (human / people) dalam proses akuisisi, koleksi dan distribusi pengetahuan itu sendiri.

Secara teoritis KM dapat dipandang menjadi konteks KM yang berupa pengetahuan itu sendiri, yang dapat diperoleh dengan mengikuti proses penciptaan pengetahuan menurut model spiral SECI. Agar proses penciptaan ini berhasil, maka diperlukan sebuah sistem KM yang berperan sebagai fasilitator dari setiap proses. Sistem ini dapat diterapkan jika didukung oleh lingkungan organisasi yang meliputi aspek manusia dan kultur organisasi. Agar semua tahapan SECI ini dapat dijalankan dengan lancar, maka diperlukan sebuah kerangka kerja implementasi yang digunakan sebagai pedoman pada pendefinisian setiap aktivitas baik pada proses penciptaan pengetahuan maupun pembangunan dan penerapan sistem KM.

Kesulitan yang dihadapi dalam mengembangan KM meliputi aspek pendefinisian dan pembangunan konteks KM itu sendiri, pembangunan sistem dan implementasi sistem. Banyak organisasi yang menghabiskan waktu pada pembangunan sistem, tetapi pada kenyataannya dua hal lain memegang peranan yang jauh lebih besar yaitu pendefinisian konteks KM dan implementasinya, karena KM sangat erat kaitannya dengan usaha ekstraksi pengetahuan yang ada pada pikiran manusia.

Tesis ini tidak menitikberatkan pembahasan pada konteks KM maupun sistem KM, tetapi lebih menekankan pada aspek implementasi KM. Dasar pemikirannya adalah bahwa konteks KM dan sistem KM sangat luas dan isinya dapat bervariasi pada berbagai organisasi, meskipun konsep dasarnya sama. Identifikasi KM maupun elemen sistem KM pada organisasi sangat bergantung pada kebutuhan organisasi tersebut dan ruang lingkupnya juga ditentukan oleh tingkat kemampuan organisasi. Pemilihan ruang lingkup penelitian pada implementasi KM didasari oleh fakta bahwa meskipun organisasi telah menyusun konsep yang sangat memadai untuk KM maupun sistem KM, tetapi tantangan terbesar tetaplah terletak pada proses implementasi. Kegagalan pada proses implementasi menyebabkan semua usaha yang telah dibangun pada tahap konseptual tersebut menjadi percuma.

Fokus pada penelitian ini adalah mengkaji pengembangan sebuah kerangka kerja untuk implementasi KM, dengan dasar pemikiran bahwa implementasi KM juga termasuk salah satu hal terpenting atas adopsi KM pada organisasi. Implementasi yang berhasil meliputi seluruh siklus hidup pengembangan sistem yang dikembangkan mulai dari identifikasi kebutuhan awal hingga pemeliharaan sistem. Kerangka implementasi ini diharapkan dapat bersifat generik dan dibangun dengan menggunakan pendekatan atas 4 unsur sebuah organisasi yaitu organisasi itu sendiri, manusia (people), informasi yang dibutuhkan dan teknologi yang mendukung.

Kerangka kerja yang dihasilkan kemudian dicoba diterapkan untuk membuat usulan kerangka kerja implementasi KM di sebuah industri garmen, yaitu BI-ENSI FESYENINDO. Ujicoba ini menunjukkan bahwa pada tahap awal, tidak semua aktivitas dapat diidentifikasi dengan jelas karena ada beberapa aktivitas yang pendefinisiannya tergantung pada keputusan atas aktivitas sebelumnya. Dua tahapan terakhir yang cukup sulit diturunkan dengan jelas adalah pada tahapan implementasi dan evaluasi. Hal ini menunjukkan bahwa kerangka kerja yang dibangun tidaklah bersifat satu kali eksekusi, tetapi harus mengalami iterasi seiring dengan perkembangan pemahaman organisasi atas sistem yang akan dibangun.

pengaruh management knowledge di organisasi

Era globalisasi yang ditunjang oleh inovasi juga ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat . Menyadari akan persaingan yang semakin berat, maka diperlukan perubahan paradigma di organisasi. Istilah paradigma berasal dari Yunani artinya memperagakan atau mendemontrasikan, istilah tersebut dipopulerkan oleh Thomas Khun dalam bukunya berjudul The structure of scientific revolutions. Dalam buku tersebut Khun mendifinisikan sebuah paradigma ilmiah sebagai :

1). Apa yang diamati dengan cermat,
2). Jenis pertanyaan yang akan diajukan dan jelajah untuk mencari jawaban dalam kaitannya dengan subyek,
3). Bagaimana pertanyaan tersebut akan distruktur, dan
4). Bagaimana hasil kajian ilmiah akan ditafsirkan.

Jadi dalam sains biasa, paradigma merupakan himpunan eksperimen contoh yang mungkin akan digandakan atau diulang. Perubahan paradigma itu merupakan transformasi yang ditimbulkan oleh agen perubahan (katalis) dengan efek akhir berupa metamorfosa yang melibatkan pengetahuan sebelumnya dan temuan baru yang menentang atau membuang pengetahuan sebelumnya. Maka perubahan paradigma dianggap sebagai sebuah perubahan dari satu cara berpikir ke cara berpikir lainnya. Jadi perubahan paradigma di organisasi adalah dari yang semula mengandalkan pada resource-based, menjadi knowledge-based, secara sederhana di organisasi saat ini adalah kumpulan buku, dokumen dan materi lainnya yang ditata untuk digunakan oleh pemakai. Paradigma lama dengan kerangka berpikir bagaimana mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya serta sedapat mungkin tidak boleh meninggalkan perpustakaan alias tidak dipinjamkan, misalnya. Jadi perlu transformasi yang didorong oleh agen perubahan yang mampu merubah pengetahuan yang sebelumnya dengan temuan baru yang berlawanan dengan pengetahuan sebelumnya. Misalnya saat ini terjadi perubahan paradigma menjadi knowledge provider atau solution provider yang berorientasi pada pemakai. Bila sebelumnya pengolahan materi menjadi kerangka pikir utama, maka kinilah pemakailah yang menjadi sasaran, misalnya. Paradigma ini muncul karena tuntutan pemakai di satu sisi serta kesadaran bahwa data, informasi dan pengetahuan diolah harus ditujukan kepada pemakai serta munculnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang semakin pesat, serta perubahan perilaku pemakai.? yang bertumpu pada analisis bidang ilmu pengetahuan tertentu, misalnya pohon industri, kemasan informasi, metadatabase, data mining, data warehouse, dan sebagainya. Disinilah peran pendidikan dan knowledge sharing di kalangan karyawan menjadi amat penting dalam meningkatkan kemampuan manusia untuk berpikir secara logika yang akan menghasilkan suatu bentuk inovasi. Jadi, inovasi merupakan suatu proses dari ide melalui penelitian dan pengembangan sehingga akan menghasilkan prototype yang bisa dikomersialkan.

Transformasi Ekonomi dengan Aset Intelektual

Dalam beberapa dekade terakhir telah terjadi transformasi ekonomi dari yang awalnya berbasis sumber daya alam menjadi berbasis aset intelektual atau pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki suatu perusahaan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan daya saingnya terhadap kompetitor. Untuk itu, banyak perusahaan yang mulai melirik potensi dari knowledge management (KM) guna menangani serta mendayagunakan aset intelektual yang mereka miliki. KM merupakan suatu proses pengidentifikasian, pengembangan, penyebaran, serta pengaplikasian pengetahuan yang dimiliki organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Kesuksesan dari inisiatif KM tentunya tidak terlepas dari dukungan teknologi informasi (TI). Teknologi sebagai salah satu komponen utama KM menyediakan mekanisme yang memungkinkan organisasi untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, menyebarkan, serta mengakses data, informasi, dan pengetahuan yang dimilikinya. Berdasarkan kondisi di atas, maka peneliti melakukan penelitian untuk untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai bagaimana teknologi informasi mendukung inisiatif KM yang dijalankan oleh perusahaan serta manfaat apa yang diperoleh dari pemanfaatan teknologi informasi tersebut. Penelitian dilakukan dengan pendekatan penelitian kualitatif, dengan tipe penelitian berupa studi kasus intrinsik pada suatu perusahaan yang bergerak di sektor perbankan,yakni PT Bank XYZ, Tbk. Kemudian dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian, teknik yang digunakan adalah observasi, wawancara, serta telaah kepustakaan. Dari penelitian yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa inisiatif KM telah lama dijalankan oleh PT Bank XYZ, Tbk.. Mereka memiliki berbagai kegiatan terkait dengan praktik KM, seperti: Friday Sharing Session, Meet the Authors, LeSeAn, dan sebagainya. Teknologi informasi dimanfaatkan terutama untuk mendukung proses komunikasi serta penyimpanan pengetahuan, terutama explicit knowledge. Kemudian dengan melihat kondisi TI mereka yang sifatnya tersebar, peneliti menyarankan adanya proses pengintegrasian yang dapat ditempuh dengan membangun suatu company portal yang dapat menjadi pintu gerbang menuju sistem informasi serta sumber-sumber pengetahuan yang dimiliki perusahaan.

Penerapan Web-Based Knowledge Management System untuk manajemen Pengalaman dan Logistik Pasca Bencana Alam

Abstrak :

Knowledge management adalah sebuah proses yang mengkoordinasikan penggunaan informasi pengetahuan dan pengalaman Mengingat seringnya bencana yang terjadi di Indonesia serta belum adanya reformasi dalam mengelola pengalaman maupun distribusi logistik pasca bencana alam sehingga menyebabkan terjadinya permasalahan yang sama terus berulang maka dalam penelitian proyek akhir ini dibuat knowledge management system untuk mengelola pengalaman tim relawan yang menangani bencana dengan menggunakan algoritma text mining metode vector-space model dari IR Information Retrieval Model Hal ini ditujukan supaya pengalaman knowledge tersebut bisa dimanfaatkan secara optimal oleh pihak lain yang membutuhkan Selain itu juga dibuat tools untuk menentukan jenis dan estimasi jumlah tiap jenis kebutuhan logistik darurat hari ke-1 s d 5 korban bencana alam dengan teknik operational research permodelan programa linear serta dibuat sistem manajemen database DBMS untuk mengelola distribusi logistik pasca bencana dimana terdapat sistem yang terkoordinasi antara pemerintah dengan tim relawan yang menangani.

latar belakang KM

Paradigma organisasi berubah dari resources based ke knowledge based, sehingga organisasi harus mengelola knowledge yang dimilikinya dengan baik agar dapat bersaing dengan yang lain. Banyak organisasi semakin menyadari pentingnya mengelola dan memanfaatkan sebaik-baiknya pengetahuan dari individu-individu yang ada dalam organisasi tersebut sebagai aset organisasi.

Knowledge Management memfasilitasi transfer pengetahuan antara anggota untuk efektivitas kegiatan organisasi dengan menggunakan Teknologi Informasi & Komunikasi.

Knowledge Management ditujukan untuk membuat organisasi belajar (learning organization) sehingga bekerja dan belajar merupakan hal yang sama dalam suatu institusi untuk meningkatkan keunggulan kompetitif.

another story about Susno Duaji

The South Jakarta District Court on Monday rejected a pretrial motion by high-ranking policeman Comr. Gen. Susno Duadji on the grounds that police had sufficient preliminary evidence to detain the suspect on fraud charges.

“The South Jakarta District Court considers that the police report and testimony by a witness can serve as preliminary evidence, which serves as the basis for police to arrest the suspect,” said sole Judge Haswandi. “Police have secured more than enough evidence required by the law to make the arrest.”

According to the Criminal Procedures Code, a suspect can be detained if he is charged with a crime punishable by five years in jail, Haswandi said.

“The plaintiff is charged under articles 5, 7, 11, 12 of the Anti-Corruption Law that carries a maximum sentence of life imprisonment. Accordingly, the arrest has the legal standing,” the judge said.

“The court rejects in full the pretrial motion lodged by the plaintiff,” he said.

Police claimed that they had secured enough evidence to arrest Susno in the form of bank receipts and parking tickets, in addition to testimonies by witnesses, but lawyers reacted with outrage after they became aware that the bank account belonged to Haposan Hutagalung, another lawyer being detained for a tax evasion scandal reported by Susno.

Moreover, there was no record of a Rp 500 million ($54,000) money transfer to Susno from the account as had earlier been alleged by the police.

“The bank account has nothing to do with the alleged Rp 500 million bribe to Susno so it cannot serve as evidence,” lawyer Henry Yosodiningrat said.

source : The Jakarta Globe

candidate leader of KPK

1. oce kaligis

2. farhat abas

3.who else, YOU?

whoever the candidate, from the lawyer, lecturer, or whatever. i hope you do the job with honest, respect, royal, and know who is the wrong and right.

WORLD NO TABBACO DAY

i've twitter and i found a many quotes tabbaco. its just about more and less than 140 characters, but its quite good and funny.

1. berhentilah merokok, merokok dapat merusak jantung, dan merusak kesehatan dan janin.
2. hari gini masih ngerokok? sana temenan sama supir truk.
3. mau cepet mati? sana ngerokok sebungkus sehari. DIJAMIN. lol (i laugh)

and i found this article from detik.com :

Berbagai faktor menjadi kendala seseorang untuk berhenti merokok, antara lain:

  1. Tidak ada motivasi
  2. Faktor adiksi nikotin
  3. Karena efek withdrawal (putus nikotin)
  4. Faktor perilaku atau kebiasaan
  5. Tidak tahu cara berhenti merokok
  6. Pengaruh lingkungan
so, you have to think wise if you keep friendly with tabacco. there's no benefit at all. fyi, i never try CIGARETTE altho once. I'm proud!

the lawyer

Sounds interesting when i watched one of my fav programme on television "matanajwa'', Hotman Paris, one of the famous and rich lawyer admit that no one lawyer in this world are "CLEAN". agree? if he was going to somewhere with a latest lux car, and wore diamond almost his whole body, and has a very extra large and taste high class. i'm totally AGREE. no matter, how long he became a lawyer. LOL.

Hotman Paris Hutapea is, by his own reckoning, the freest lawyer in Indonesia. In a country where bribes play an integral part in the legal system, where attorneys and judges usually hide part of their wealth to deflect unwanted attention, Mr. Hutapea has never denied gaming the system.

On the contrary, he has reveled in his success by wearing fat diamond rings and carrying, until laws changed a couple of years ago, a gun in a hip holster. His office buildings here are adorned with signs that scream in big, bold letters: HOTMAN PARIS.

He is a regular on television gossip shows that link him to one starlet or another. Colleagues may prudently choose to drive conservative cars, to court at least.

But Mr. Hutapea hops into his new red Ferrari California — the first one sold in Indonesia, for $630,000 — and parks it right in front of court buildings. To his critics, the car and its owner are a prime symbol of the cancer infecting the legal system; to Mr. Hutapea, the Ferrari amounts to an honest acknowledgment of the system’s imperfections.

“If I say I’m a clean lawyer, I’ll be a hypocrite, that’s all I can say,” he said. “And if other lawyers say they are clean, they will go to jail, they’ll go to hell.”

Not surprisingly, some rival lawyers and watchdog groups have pointed fingers at Mr. Hutapea as the Indonesian government has stepped up efforts to clean up the legal system and rid it of the so-called judicial mafia.

In a byzantine world populated by corrupt officials and middlemen, money is often funneled to prosecutors and judges to reduce a charge or tip a verdict.

Asked whether he had ever given money to prosecutors or judges, Mr. Hutapea answered: “I cannot comment on that. I don’t want to comment on that because all I’m saying is that there is no lawyer on earth who is clean. That’s all I can say. I think you know how to make a conclusion from that.”

To him, there is no sin greater than hypocrisy. And charges of hypocrisy lie at the heart of a long-running feud that offers a peek into Indonesia’s complicated jurisprudence.

The quarrel has pitted him against Todung Mulya Lubis, another high-profile lawyer but one with impeccable credentials: a critic of Suharto, the longtime autocrat; a holder of Master of Law degrees from Harvard and Berkeley; a supporter of many human rights organizations and the chairman of Transparency International's office in Indonesia.

The feud, Mr. Lubis said in a brief conversation last month, represented a struggle between “the dark knight” and “the white knight.” But things are never that clear-cut in Indonesia. Mr. Lubis was disbarred for life by one bar association and suspended by another association he had helped found.

Mr. Hutapea, meanwhile, has never received the gentlest slap on the wrist. On a recent morning, Mr. Hutapea, 50, sat down for an interview at his law office, inside a large meeting room with walls blanketed by framed newspaper articles featuring him. He brought out several photo albums showing him attending weddings and other social events with his top clients, mostly ethnic Chinese Indonesians who own many of Indonesia’s biggest conglomerates.

Nothing from his early life had prepared him for this one.

He grew up in a village in Sumatra in a Protestant family of 10 children; his father ran a local bus business. They were Bataks, an ethnic group famous in Indonesia for giving their children random names. A brother was named Washington, after the American president. Also known for their feistiness and argumentation skills, Bataks — including Mr. Hutapea’s rival, Mr. Lubis — are heavily represented among the nation’s top lawyers.

Mr. Hutapea whizzed through law school in Bandung, in Java, before making it here to the capital. He served a one-year stint at Indonesia’s central bank, which recruited top university graduates.

To hear him tell it, the detour set him on the right path. “After one year there, I realized that it was impossible to get rich there,” he said. He looked at the cars driven by colleagues 20 years older. “Come on, 20 years, and still using a Kijang,” he said, referring to a Toyota minivan that is a symbol of Indonesia’s aspiring middle class.

He jumped to a top law firm here, specializing in international corporate law. In the wake of the Asian financial crisis in the late 1990s, he became the nation’s most sought-after attorney by companies trying to fend off creditors.

But it was after the fall of Suharto in 1998, in the newly democratic Indonesia, that Mr. Hutapea started his own practice. He seized on an unfettered news media’s fascination with new wealth and celebrities. He hired popular actresses as personal assistants and featured them prominently in court. He represented celebrities in trials pro bono.

Still, he insisted he worked hard for his success. “Who opens the office every morning?” he asked, calling a young lawyer into the meeting room. “You, sir,” the young man answered. “What time?” “Six a.m.” “When all the lawyers are still holding their mistresses or wives, I’m already working,” Mr. Hutapea said.

Not that he seems to have anything against mistresses. He is a “very good father,” said Mr. Hutapea, who has three children. “Relatively good husband,” he added, repeating a punch line he has often used in interviews.

But Mr. Hutapea turned angry when the subject turned to his battle with Mr. Lubis. Their fight stemmed from a case in 2006 when they represented opposing sides in a corporate trial. Mr. Lubis defended the Salim Group, the conglomerate most closely associated with Suharto, which was being sued by Mr. Hutapea’s client, another conglomerate named Makindo.

Bur until 2004, Mr. Lubis had led a government investigation into the Salim Group and other companies that, hit hard by the Asian financial crisis, were unable to repay their government debts. So Mr. Hutapea accused Mr. Lubis of a conflict of interest.

In 2008, a bar association permanently disbarred Mr. Lubis, who then helped establish another association that suspended him for six weeks but then allowed him to resume his practice. In an interview last week, Mr. Lubis, 60, said he had complied with a government agreement to wait two years until he represented any of the companies in the audit he had led.

“I play by the rules,” he said, adding that in his 36-year career he had never bribed the police, prosecutors or judges. He said he had always fought for human rights and against corruption by pushing the government to establish the highly respected Corruption Eradication Commission.

“Let the record speak for itself.” Mr. Hutapea accused his rival of hypocrisy. “You cannot be an activist while handling all these big conglomerates,” he said, leaping up and adding: “One of his legs is in hell and the other one is in heaven.”

Mr. Lubis said he had “no hatred” for Mr. Hutapea and that this “chapter is closed.” Mr. Hutapea was not letting go just yet, though. If Mr. Lubis agrees to a public debate, he said, “I will give him one of my big diamond rings.”

As the interview neared its end, Mr. Hutapea began to relax. At 2 p.m., a court was scheduled to deliver the verdict on a big case, which, he said, happened to be “purely clean.” So he would let an associate appear in court instead of going himself for that final extra push. “It’s clean,” he said, “because, first, my client is very stingy, and also he has a very strong case. So no need.” Under different circumstances, he said, “I will be there today, you know, to make sure the decision is right.”

source : the jakarta globe

The Temper Trap - Sweet Disposition

sweet disposition
never too soon
oh reckless abandon
like no one's
watching you

a moment, a love
a dream, a laugh
a kiss, a cry
our rights, our wrongs
a moment, a love
a dream, a laugh
a moment, a love
a dream, a laugh

chorus
just stay there
cause i'll be comin over
and while our bloods still young
it's so young
it runs
and we won't stop til it's over
won't stop to surrender

songs of desperation
I played them for you
a moment, a love
a dream, a laugh
a kiss, a cry
our rights, our wrongs
a moment, a love
a dream, a laugh
a moment, a love
a dream, a laugh

chorus:
just stay there
cause i'll be comin over
and while our bloods still young
it's so young
it runs
and we won't stop til it's over
won't stop to surrender

a moment, a love
a dream, a laugh
a kiss, a cry
our rights, our wrongs (won't stop til it's over)
a moment, a love
a dream, a laugh
a kiss, a cry
our rights, our wrongs(won't stop til it's over)
a moment, a love
a dream, a laugh
a kiss, a cry
our rights, our wrongs (won't stop til it's over)
a moment, a love
a dream, a laugh
a moment, a love
a moment, a love (won't stop to surrender)